CARAPANDANG - Empat aktivis asal Italia telah dideportasi oleh Israel setelah ditahan saat mengikuti armada bantuan menuju Gaza. Mereka termasuk dalam lebih dari 470 orang yang ditangkap ketika kapal-kapal Global Sumud Flotilla (GSF) dicegat Israel di laut.
Kementerian luar negeri Israel menyatakan proses deportasi bagi aktivis lain masih berlangsung dan menegaskan ingin menyelesaikannya secepat mungkin. Israel juga menyebut semua tahanan dalam kondisi aman dan sehat.
Meski demikian, GSF menuduh banyak aktivis diserang dengan meriam air saat kapal mereka dihentikan. Kapal terakhir armada, Marinette, dicegat pada Jumat (3/10/2025) pagi, dilansir dari BBC News.
GSF menyebut pencegatan tersebut ilegal, sedangkan Israel menilai tindakan armada itu sebagai provokasi. Pemblokiran armada memicu protes di berbagai negara, termasuk aksi mogok umum di Italia.
Kapal pertama sebelumnya dihentikan sekitar 70 mil laut dari pantai Gaza di perairan internasional. Perairan tersebut merupakan sebuah wilayah yang secara resmi berada di luar yurisdiksi Israel.
Israel beralasan kapal-kapal tersebut melanggar blokade laut yang sah, sementara GSF menegaskan blokade tersebut ilegal. Israel juga menyinggung kehadiran aktivis lingkungan asal Swedia, Greta Thunberg, di salah satu kapal, meski tidak merinci statusnya.