Kroasia mengalami kerugian di sektor pertanian di wilayah timur lautnya. Wilayah itu tidak diguyur hujan selama dua bulan, yang menyebabkan banyak sungai menjadi kering dan hasil panen turun 30 persen hingga 40 persen, menurut perkiraan setempat.
Sejumlah orang menyejukkan diri di Fontana dei Leoni saat gelombang panas melanda di Roma, Italia, pada 14 Agustus 2024. (Xinhua/Alberto Lingria)
Gelombang panas dan kondisi cuaca ekstrem menyebabkan kegagalan panen jagung, bunga matahari, kedelai, bit gula, apel, dan tanaman lainnya di Austria.
Austrian Hail Insurance, sebuah perusahaan asuransi, memperkirakan pada awal September bahwa kekeringan akan menyebabkan kerugian ekonomi hingga 150 juta euro (1 euro = Rp17.082) atau setara 166 juta dolar AS (1 dolar AS = Rp15.410) pada sektor pertanian Austria tahun ini.
Di Hongaria, lebih dari 390.000 hektare lahan dinyatakan rusak akibat kekeringan per awal September ini, termasuk 235.000 hektare tanaman jagung dan 125.000 hektare tanaman bunga matahari, menurut Menteri Pertanian Hongaria Istvan Nagy, seperti dilaporkan oleh kantor berita Hongaria MTI.
Panas ekstrem juga memicu kebakaran di Portugal, Spanyol, dan Yunani, menghancurkan sejumlah besar area hutan, sementara Kroasia melaporkan peningkatan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) sebesar 26 persen dibandingkan tahun lalu.