Beranda Feature Eropa Alami Musim Panas Terpanas yang Picu Kerugian Pertanian dan Peningkatan Kasus Kematian

Eropa Alami Musim Panas Terpanas yang Picu Kerugian Pertanian dan Peningkatan Kasus Kematian

Sejumlah wisatawan menyejukkan diri saat gelombang panas melanda di Dubrovnik, Kroasia, pada 9 Juli 2024. (Xinhua/PIXSELL/Grgo Jelavic)

0
848
Xinhua

Gelombang panas di Eropa pada musim panas kali ini juga terbukti mematikan. Spanyol mencatat lebih dari 2.000 kasus kematian yang berkaitan dengan cuaca panas pada Juli dan Agustus, dengan warga lanjut usia menghadapi risiko tertinggi, menurut Institut Kesehatan Carlos III (Institute of Health Carlos III). Tren ini terlihat di seluruh Eropa, dengan Kroasia mencatat tambahan 500 kasus kematian yang berkaitan dengan cuaca panas ekstrem.


Sebuah layar menunjukkan suhu udara di angka 43 derajat Celsius di sebuah taman di Bucharest, Rumania, pada 13 Juli 2024. (Xinhua/Cristian Cristel)

   

Sebuah studi yang dilakukan oleh Barcelona Institute for Global Health memperkirakan bahwa lebih dari 47.000 orang meninggal di seluruh Eropa pada musim panas tahun lalu akibat panas ekstrem, menjadikannya sebagai tahun dengan kasus kematian akibat suhu tinggi terbanyak kedua setelah 2022.

   

Cuaca ekstrem di Eropa mencerminkan tren pemanasan global yang lebih luas.

   

Data C3S menunjukkan bahwa Agustus 2024 telah menyamai Agustus 2023 sebagai bulan Agustus terpanas yang tercatat secara global, dengan rata-rata suhu udara permukaan mencapai 16,82 derajat Celsius, 0,71 derajat Celsius di atas rata-rata suhu bulan Agustus dari tahun 1991 hingga 2020.

   

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here