Sementara itu, Israel pada Sabtu malam waktu setempat mengonfirmasi pihaknya telah menerima proposal gencatan senjata Gaza yang baru dan mengirimkan tawaran balasan kepada negara-negara mediator. Sejumlah laporan media menyebutkan poin-poin utama yang menjadi sengketa termasuk jumlah sandera yang akan dibebaskan.
Tawaran balasan tersebut "sepenuhnya dikoordinasikan dengan Amerika Serikat," menurut pernyataan dari Kantor Perdana Menteri Israel.
Kan TV News milik pemerintah Israel melaporkan di bawah persyaratan yang diajukan kepada Israel, Hamas akan membebaskan beberapa orang dari 59 sandera yang masih mereka tawan dengan imbalan gencatan senjata selama 50 hari di Gaza.
Terlepas dari upaya mediasi intensif untuk gencatan senjata, Pasukan Pertahanan Israel (Israel Defense Forces/IDF) mengatakan dalam sebuah pernyataan pasukannya telah memulai operasi darat baru di daerah Al Janina di Rafah, Gaza selatan, yang bertujuan untuk memperluas zona keamanan.
IDF menegaskan "infrastruktur teroris Hamas" telah dihancurkan dalam operasi tersebut.
Menurut pernyataan itu, IDF dan dinas intelijen dalam negeri Israel Shin Bet juga melakukan serangan udara terhadap target-target militer milik Hamas dan Jihad Islam di seluruh Gaza, "menewaskan puluhan militan," termasuk mereka "yang telah meluncurkan mortir ke wilayah Israel."