"Jika hasil pemilu tidak pasti selama berhari-hari atau bahkan berminggu-minggu, emas akan diuntungkan dari ketidakpastian yang diakibatkannya," kata Commerzbank dalam sebuah catatan.
Petaka bagi para pemilik logam mulia datang kala Donald Trump memenangkan persaingan dengan Kama Harris. Kemenangan Trump membuat indeks dolar, untuk mengukur kekuatan greenback terhadap mata uang utama lainnya, melambung ke 105,09.
Kenaikan indeks dolar membuat harga emas yang dibanderol dengan dolar AS menjadi semakin mahal bagi mata uang lainnya. Sehingga ekspektasi permintaan akan berkurang dan harga pun melemah.
Di sisi lain, investor memperkirakan kepresidenan Trump akan memperkuat dolar AS, yang dapat menyebabkan bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) menghentikan siklus penurunan suku bunganya jika inflasi meningkat akibat tarif baru yang diharapkan diberlakukan Trump.
le Hansen, kepala strategi komoditas di Saxo Bank, mengatakan bahwa risiko inflasi yang meningkat bisa memperlambat laju pemangkasan suku bunga AS seiring dengan penerapan tarif baru.
"Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) kemungkinan masih akan memangkas suku bunga pada hari Kamis, tetapi setelahnya akan diawasi dengan seksama untuk mencari tanda-tanda penundaan," kata Hansen.
Bank Sentral AS Federal Reserve atau The Fed memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin, tetapi menunjukkan pendekatan hati-hati terhadap pemotongan lebih lanjut.