"Ada begitu banyak rilis dan dan agenda ekonomi yang akan keluar dalam waktu dekat. Jadi yah harga emas akan semakin volatile dan akan lebih banyak hal-hal yang mengagetkan pekan ini," tutur Phillip Streible, analis dari Blue Line Futures, dikutip Reuters,
Seperti akhir pekan lalu, perekonomian AS menambah 272.000 lapangan kerja di bulan Mei, hampir 100 ribu di atas ekspektasi pasar rata-rata, yang menunjukkan ketahanan pasar tenaga kerja. Hal tersebut kemudian memicu kemungkinan penurunan suku bunga pada September telah menurun menjadi sekitar 50%, turun dari sekitar 70% sebelum rilis kebijakan tersebut.
Selain The Fed yang kemungkinan akan menahan suku bunga tinggi lebih lama, tekanan bagi harga emas juga datang dari bank sentral China (People's Bank of China/PBoC).
PBoC dilaporkan tidak lagi membeli emas pada Mei lalu setelah memborongnya selama 18 bulan beruntun. Sebelumnya aksi beli yang masif dari PBoC dan bank sentral lainnya menjadi salah satu penopang kenaikan harga emas hingga berkali-kali memecahkan rekor tertinggi sepanjang masa pada tahun ini.
Alhasil, PBoC yang berhenti membeli emas membuat pasar langsung bereaksi negatif, sehingga emas mendapat pukulan ganda.