ISRO mengatakan pengorbit tersebut membawa tujuh instrumen ilmiah yang akan mengamati dan mempelajari korona matahari (lapisan terluar); fotosfer (permukaan Matahari atau bagian yang kita lihat dari Bumi) dan kromosfer (lapisan plasma tipis yang terletak di antara fotosfer dan mahkota).
Studi ini akan membantu para ilmuwan memahami aktivitas matahari, seperti angin matahari dan jilatan api matahari, serta pengaruhnya terhadap Bumi dan cuaca dekat ruang angkasa secara real time.
Mantan ilmuwan ISRO Mylswamy Annadurai mengatakan Matahari terus-menerus mempengaruhi cuaca Bumi melalui radiasi, panas dan aliran partikel serta medan magnet. Pada saat yang sama, katanya, hal ini juga berdampak pada cuaca luar angkasa.
"Cuaca luar angkasa berperan dalam seberapa efektif fungsi satelit. Angin matahari atau badai dapat mempengaruhi perangkat elektronik di satelit, bahkan merusak jaringan listrik. Namun ada kesenjangan dalam pengetahuan kita tentang cuaca luar angkasa," kata Annadurai kepada BBC.
India memiliki lebih dari 50 satelit di luar angkasa dan satelit-satelit tersebut menyediakan banyak layanan penting bagi negara tersebut, termasuk jaringan komunikasi, data cuaca, dan membantu memprediksi serangan hama, kekeringan, dan bencana yang akan datang.