CARAPANDANG - Pemerintah Indonesia resmi meluncurkan bursa crude palm oil (CPO) fisik perdana pada Jumat (13/10), sebagai upaya memperbaiki tata kelola industri kelapa sawit dan mendukung target menjadi negara maju pada 2045.
Peluncuran bursa CPO ini menandai langkah penting bagi Indonesia yang selama ini menjadi pemasok kelapa sawit utama dunia tetapi belum memiliki bursa sendiri untuk menentukan harga referensi. Data Kementerian Perdagangan menunjukkan produksi CPO Indonesia tahun lalu mencapai 46,7 juta ton dan menyumbang lebih dari separuh pasokan global.
Keberadaan bursa CPO diharapkan dapat mendukung perbaikan tata kelola industri kelapa sawit domestik. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan optimistis perbaikan itu akan menjadi salah satu faktor pendukung bagi Indonesia menjadi negara maju tepat satu abad kemerdekaan atau 2045.
"Kita berharap barometer harga CPO dunia itu ada di Indonesia, karena kita merupakan produsen nomor satu dunia," ujarnya saat hadir dalam peresmian di Jakarta.
Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) menyebut keberadaan bursa CPO ini bersifat sukarela sehingga pelaku usaha tidak dipaksa untuk ikut. Namun sejauh ini sudah ada 18 pelaku usaha yang akan ikut serta, sementara Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (ICDX) ditunjuk sebagai penyelenggara.