Pelemahan daya beli masyarakat juga terlihat dari anjloknya pembelian barang-barang berdaya tahan lama atau durable goods, seperti mobil. Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat penjualan wholesales atau penjualan dari pabrik ke dealer sepanjang Januari-Mei 2024 hanya sebanyak 334.969 unit. Angka tersebut jeblok 21% year on year (YoY) dari periode yang sama tahun sebelumnya yakni dengan penjualan 423.771 unit.
Ketua I Gaikindo Jongkie Sugiarto mengatakan pemerintah perlu mencari solusi atas anjloknya penjualan mobil ini. Dia mengatakan salah satu opsi yang bisa ditempuh adalah menurunkan pajak.
"Dengan menurunkan pajak-pajak tertentu maka harga jual kendaraan bermotor kita bisa turun, dengan harga turun tadi, maka daya beli masyarakat yang tadi melemah, masih sanggup membeli,," kata Jongkie.
Ritel Banyak Tutup
Melemahnya daya beli juga terlihat dari fenomena sejumlah ritel modern yang menutup gerainya. Ritel modern seperti Matahari Department Store (Matahari), dikabarkan menutup gerainya yang ada di WTC Serpong dan Mal Balekota Tangerang karena konsumen lebih cenderung membeli barang impor secara daring karena harganya lebih murah.
Ketua Umum Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) Budihardjo Iduansjah mengatakan toko ritel dalam negeri kesulitan bersaing dengan barang impor murah.