CARAPANDANG.COM, BEIRUT, 19 Oktober (Xinhua) -- Situasi terkini di Lebanon merupakan situasi yang paling menantang bagi misi penjaga perdamaian Pasukan Sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa di Lebanon (United Nations Interim Force in Lebanon/UNIFIL) sejak 2006, demikian disampaikan Juru Bicara (Jubir) UNIFIL Andrea Tenenti pada Jumat (18/10).
Baku tembak yang terjadi setiap hari di sepanjang Garis Biru (Blue Line) sejak awal Oktober tahun lalu telah membuat situasi di daerah operasi UNIFIL di Lebanon Selatan menjadi sangat menantang, ujar Tenenti kepada Xinhua dalam sebuah wawancara eksklusif.
"Eskalasi drastis yang bermula bulan lalu, termasuk serangan darat Israel ke Lebanon, telah memperumit situasi. Ini adalah situasi paling menantang yang pernah dihadapi oleh pasukan penjaga perdamaian (UNIFIL) sejak perang tahun 2006," kata Tenenti.
Meski sebagian besar patroli ditangguhkan untuk sementara waktu, pasukan penjaga perdamaian terus melaksanakan mandat, tetap berada di semua pos mereka, dan bendera PBB terus berkibar, ungkapnya.
Sejak 23 September 2024, tentara Israel melancarkan serangan udara intensif ke Lebanon dalam sebuah eskalasi yang berbahaya dengan Hizbullah. Tentara Israel juga melaksanakan apa yang mereka sebut sebagai operasi darat "terbatas" di seluruh perbatasan, yang diduga untuk melumpuhkan kapabilitas Hizbullah.