Beranda Kolom Ketika Revitalisasi Sekolah Menjadi Mesin Pertumbuhan Ekonomi

Ketika Revitalisasi Sekolah Menjadi Mesin Pertumbuhan Ekonomi

Program revitalisasi sekolah memiliki multiplier effect yang signifikan. Pertama, ia menyerap tenaga kerja lokal.

0
Ilustrasi/ Istimewa

CARAPANDANG - Oleh: Edi Setiawan, Dosen FEB Universitas Muhammadiyah Prof DR HAMKA

Setiap kali pemerintah menggulirkan program revitalisasi sekolah, perhatian publik kerap terfokus pada wujud fisiknya: perbaikan atap bocor, pengecatan dinding kusam, atau penambahan ruang kelas. Padahal, di balik itu semua tersimpan potensi besar yang jarang disadari: penggerak roda ekonomi daerah.

 Revitalisasi sekolah sejatinya bukan hanya menciptakan ruang belajar yang lebih nyaman, melainkan juga menjadi pemicu aktivitas ekonomi lokal. Mulai dari serapan tenaga kerja di bidang konstruksi, partisipasi usaha kecil dalam penyediaan material bangunan, hingga dampak jangka panjang berupa peningkatan kualitas lulusan yang lebih siap menghadapi tantangan global. Dengan kata lain, setiap bata yang dipasang dan setiap atap yang diganti, sesungguhnya sedang menanam bibit produktivitas ekonomi masa depan.

Peta Revitalisasi Sekolah 2025

Data Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) menunjukkan, pada tahun 2025 terdapat lebih dari 20 ribu sekolah yang masuk daftar prioritas rehabilitasi. Sekitar 12 ribu di antaranya merupakan sekolah dasar, 5 ribu sekolah menengah pertama, dan sisanya sekolah menengah atas/kejuruan. Lokasi paling banyak berada di kawasan 3T (tertinggal, terdepan, terluar), yang justru paling membutuhkan dukungan infrastruktur pendidikan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here