Layanan perpesanan seperti Telegram dan WhatsApp menjadi alat komunikasi utama yang digunakan dalam jaringan penyelundupan, kata BKA. ZDF juga melansir bahwa organisasi penyelundupan menggunakan platform media sosial untuk memasarkan jasa mereka. Video-video pendek yang mempromosikan rute penyelundupan ke Jerman aktif dibagikan di Facebook, Instagram, dan TikTok. Platform-platform ini juga digunakan untuk merekrut sopir untuk operasi penyelundupan.
Dalam menghadapi kian meningkatnya tantangan yang disebabkan oleh kejahatan penyelundupan, BKA menekankan perlunya kerja sama lintas perbatasan yang lebih besar di antara otoritas penegak hukum di negara-negara asal, transit, dan tujuan, seraya mengatakan bahwa kolaborasi seperti ini "tetap sangat penting."