"Kalau daya beli ya begini-begini saja. Tapi kalau ini (penurunan kunjungan ke mal efek ketentuan ganjil genap) diteruskan lama-lama, ya mungkin, akhirnya toko akan terkena dampak. Toko-toko, dan kemudian akan berdampak pada ekonomi Indonesia. Ekonomi Indonesia, ekonomi Jakarta akan semakin mengecil, mengecil" ujarnya.
"Jadi harus benar-benar dilihat apakah peraturannya sudah tepat untuk menstimulasi ekonomi," cetusnya.
Selain itu, kata Budihardjo, fasilitas parkir mal juga akan berdampak pada keinginan berbelanja konsumen.
Kantong Warga RI Menipis
Secara terpisah, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja memprediksi, pertumbuhan industri ritel modern dan mal tahun ini kemungkinan hanya bisa single digit. Hal itu, kata dia, karena semakin menipisnya kantong warga RI, yang kemudian memengaruhi pola belanja.
"Uang yang dipegang semakin sedikit. Maka saat ini pola belanja masyarakat kelas menengah bawah cenderung untuk membeli barang ataupun produk dengan nilai atau harga satuan yang lebih kecil atau murah," kata Alphonzus Widjaja kepada CNBC Indonesia, dikutip Ravu (18/9/2024).
"Inilah juga yang menjadi salah satu penyebab kenapa barang impor ilegal semakin marak. Dikarenakan harganya yang sangat murah akibat tidak membayar berbagai pungutan dan pajak sebagaimana mestinya," cetusnya.