Beranda Edukasi Meskipun AI Canggih, Kemenkes Tegaskan Dokter Tetap Jadi Pembuat Keputusan

Meskipun AI Canggih, Kemenkes Tegaskan Dokter Tetap Jadi Pembuat Keputusan

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia menegaskan meskipun teknologi Artificial Intelligence (AI) menawarkan informasi dengan akurasi tinggi, namun dokter tetap harus menjadi pembuat keputusan.

0
Ilustrasi - Dokter memeriksa pasien

“AI selayaknya dijadikan sebagai alat bantu yang mendukung dokter dalam membuat keputusan medis yang lebih cepat dan berdasarkan informasi yang ada. Integrasi AI ke dalam praktik klinis harus dilakukan dengan memprioritaskan etika dan keselamatan pasien,” tambahnya.

Dalam praktik medis, integrasi AI juga harus memastikan bahwa penggunaan teknologi dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan tanpa mengabaikan pentingnya keahlian medis manusia.

Menurut Setiaji, penting untuk melakukan penilaian kritis dalam memahami dan mengimplementasikan hasil penelitian terkait keakuratan AI untuk praktik medis sehari-hari di Indonesia.

“Penting untuk mempertimbangkan metodologi penelitian yang dipakai oleh AI, termasuk jenis data yang diolah, program yang dijalankan, dan apakah sampel penelitian tersebut telah merepresentasikan populasi secara umum,” imbuhnya.

“Penelitian yang dilakukan di lingkungan yang terkontrol mungkin tidak dapat menggambarkan kompleksitas kasus yang dihadapi dalam praktik klinis, khususnya di Indonesia,” jelasnya.

Selain itu, interpretasi hasil penelitian AI harus memperhitungkan keragaman gejala yang dapat dimiliki oleh penyakit yang berbeda. AI mungkin tidak dapat menggantikan evaluasi medis individual yang komprehensif karena memerlukan interaksi langsung antara dokter dan pasien.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here