Beranda Ekonomi Minyak Jatuh Saat Permintaan Lemah

Minyak Jatuh Saat Permintaan Lemah

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Oktober tergelincir 90 sen atau 1,04 persen, menjadi menetap pada 85,34 dolar AS per barel

0
istimewa

Indeks dolar naik terhadap mata uang utama lainnya pada Senin (7/8/2023), pulih dari kerugian Jumat (4/8/2023) karena pejabat Federal Reserve membuat komentar yang mendukung kenaikan suku bunga tambahan. Dolar yang lebih kuat membuat minyak mentah lebih mahal bagi investor yang memegang mata uang lain.

Gubernur Fed Michelle Bowman mengatakan kenaikan suku bunga tambahan kemungkinan akan diperlukan untuk menurunkan inflasi guna memenuhi target 2,0 persen Fed.

Selain itu, operator pipa Polandia PERN mengatakan akan melanjutkan aliran pada Selasa waktu setempat pada pipa yang mengangkut minyak ke Eropa, meredakan kekhawatiran kendala pasokan.

PERN menghentikan pemompaan melalui bagian pipa Druzhba setelah mendeteksi kebocoran di Polandia tengah pada Sabtu (5/8/2023).

Arab Saudi, pengekspor minyak utama dunia, pekan lalu memperpanjang pemotongan produksinya hingga akhir September, dan mengatakan lebih banyak lagi yang akan menyusul.

Sejalan dengan pengurangan produksi, Saudi Aramco pada Sabtu menaikkan harga jual resmi untuk sebagian besar grade yang dijualnya ke Asia untuk bulan ketiga pada September.

Rusia menambah keketatan pasokan dengan pengumuman akan memangkas ekspor minyak sebesar 300.000 barel per hari pada September.

Data ekonomi China minggu ini akan menjadi fokus karena pasar berusaha mengukur keinginan Beijing untuk lebih banyak langkah stimulus guna mendukung ekonomi terbesar kedua di dunia itu.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here