CARAPANDANG - Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu pada Jumat (15/3) menyetujui sebuah rencana dari Pasukan Pertahanan Israel (Israel Defense Forces/IDF) untuk operasi di Kota Rafah di Gaza selatan dan menolak tuntutan Hamas terkait pembebasan sandera dengan pelepasan tahanan Palestina sebagai imbalan, menurut kantor Netanyahu.
Dalam pernyataan yang dikeluarkan setelah pertemuan kabinet perang, Netanyahu mengatakan tuntutan Hamas "masih tidak masuk akal."
Dia menyebutkan bahwa Israel masih akan mengirimkan delegasi ke Qatar, mediator regional utama dari solusi diplomatik untuk konflik Gaza yang berkecamuk, untuk melanjutkan upaya gencatan senjata "setelah kabinet keamanan membahas posisi Israel."
Keputusan ini diambil Israel terlepas dari adanya peringatan dari masyarakat internasional untuk menghindari lebih banyak serangan ke Rafah, tempat sekitar 1,5 juta pengungsi Palestina mencari perlindungan sejak pecahnya konflik Israel-Hamas pada 7 Oktober 2023. Selesai
Seorang gadis berupaya mendapatkan bantuan makanan di Kota Rafah di Jalur Gaza selatan pada 14 Maret 2024. (Xinhua/Khaled Omar)