CARAPANDANG - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Surakarta berupaya meningkatkan literasi masyarakat pada pasar modal melalui keberadaan galeri investasi.
Kepala OJK Surakarta Eko Yunianto di Solo, Jawa Tengah, Sabtu mengatakan indeks literasi pasar modal masih lebih rendah jika dibandingkan dengan sektor jasa keuangan yang lain.
Oleh karena itu, literasi pasar modal harus terus ditingkatkan. OJK mencatat hingga saat ini literasi keuangan pada sektor pasar modal masih di kisaran 4,11 persen.
Sedangkan untuk inklusi keuangan sebesar 5,19 persen. "Oleh karena itu, kami mengimbau dan mengajak seluruh stakeholder OJK untuk bersamasama meningkatkan kerja sama dan koordinasi untuk mendukung capaian target inklusi keuangan 2024," katanya.
Dalam hal ini, OJK bekerja sama dengan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) terus berupaya meningkatkan pemahaman atau literasi masyarakat terhadap produk dan layanan jasa keuangan serta mendorong inklusi keuangan sektor pasar modal melalui peresmian lima galeri investasi di wilayah Solo Raya.
Lima galeri investasi tersebut yakni di Sekolah Tinggi Agama Islam Mulia Astuti (STAIMAS) Wonogiri, Universitas Aisyiyah Surakarta, Sekolah Menengah Keguruan (SMK) Negeri Jatipuro, Sekolah Vokasi Universitas Sebelas Maret (UNS), dan Pusat Unggulan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Fintech Universitas Sebelas Maret (UNS).
Dengan penambahan tersebut, dikatakannya, total jumlah galeri investasi di wilayah Solo Raya menjadi sebanyak 30 galeri investasi.