CARAPANDANG - Harga emas sangat volatile pada pekan ini seiring dengan keraguan investor dan pelaku pasar mengenai kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed).
Pada perdagangan terakhir pekan ini, Jumat (19/1/2024), harga emas ditutup di posisi US$ 2.029,09 per troy ons. Harganya menguat 0,32%. Penguatan ini memperpanjang tren positif emas menjadi dua hari beruntun dengan penguatan mencapai 1,16%.
Namun, dalam sepekan, harga emas ambruk 0,96%. Kondisi ini berbanding terbalik dengan pekan sebelumnya di mana emas menguat 0,16%. Harga emas bahkan sempat jatuh lebih dari 1% dalam dua hari beruntun pada pekan lalu yakni pada Selasa dan Rabu.
Harga emas sangat volatile karena pelaku pasar mulai ragu dengan kebijakan dovish The Fed. Kondisi ini terjadi karena sejumlah faktor:
1. Data Ekonomi AS Memanas
AS pada pekan lalu mengumumkan penjualan ritel untuk periode Desember 2023 tumbuh 0,6% secara bulanan(month-to-month/mtm), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 0,3% dan konsensus pasar sebesar 0,4%.
Dalam basis bulanan, ini menjadi kenaikan terbesar dalam kurun waktu tiga bulan terakhir. Sementara dalam basis tahunan (year on year/yoy), penjualan ritel AS naik 5,6% (yoy), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya dan konsensus pasar di 4%yoy. Peningkatan ini menjadi yang terbesar dalam sebelas bulan terakhir.