CARAPANDANG - Dalam 100 tahun terakhir, pemanasan global telah menyebabkan banyak hutan di dataran tinggi "bergeser" ke atas. Sebuah penelitian baru-baru ini di China mengungkapkan alasan di balik fenomena tersebut.
Tim peneliti dari Institut Riset Dataran Tinggi Tibet, yang berada di bawah naungan Akademi Ilmu Pengetahuan China, menganalisis data pengamatan 8-10 tahun terhadap pohon dan semak belukar di kawasan yang sama di Tibet bagian tenggara.
Mereka menemukan bahwa karena suhu musim semi menghangat 1 derajat Celsius, pertumbuhan pohon menjadi lebih cepat 2-4 hari, tetapi pertumbuhan semak belukar tertunda 3-8 hari. Respons yang berbeda terhadap menghangatnya suhu ini disebabkan semak jauh lebih sensitif terhadap lingkungan yang dingin daripada pohon.
Studi ini telah diterbitkan dalam jurnal National Science Review.
Tim peneliti kemudian melakukan meta-analisis global yang dikombinasikan dengan model pertumbuhan berbasis proses guna mengeksplorasi faktor pendorong pergeseran pertumbuhan sebagai respons terhadap menghangatnya suhu di 11 treeline alpin di Belahan Bumi Utara. Treeline atau garis batas pohon merupakan batas ketinggian tempat pohon tidak lagi dapat tumbuh.