“Waktu itu ada peninjauan dari Pemerintah Provinsi, irigasi itu dijanjikan akan diperbaiki. Alhamdulillah janji itu ditepati, buktinya sekarang irigasi ini sudah bagus dan air pun sudah mengalir kembali ke sawah,"ujarnya.
Pernyataan serupa juga disampaikan oleh Ketua Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Banda Taluak Bawah, Alvi mengakui perbaikan saluran irigasi tersebut sangat membantu petani padi di Nagari Jawi-Jawi. Aliran airnya tidak hanya di Nagari Jawi-Jawi tapi sampai 5 kilometer, sehingga juga bisa mengairi lahan pertanian warga di Cupak dan Talang.
"Luas lahan yang dialiri sekitar 5 ribu hektar. Jika air tidak mengalir jelas petani kita akan mati. Karena tanah di sini cocoknya hanya untuk tanam padi, tidak untuk ladang,"kata Alvi.
Diakuinya, irigasi itu sempat putus total 2 tahun lalu. Karena petani sangat butuh aliran air, maka dibuat saluran darurat. Masyarakat swadaya menyumbang membeli terpal dan membentuknya menyerupai got dengan topangan kayu agar air bisa mengalir. Kondisi itu tidak banyak membantu, karena jika hari hujan, terpal itu rawan jebol. Kondisi ini terus berulang, sehingga pasokan air menjadi tidak maksimal.
"Ada saluran air lain, itu harus melewati jauh ke arah barat. Sekitar 1 Km meter dari sini. Saluran itu melewati sawah di kawasan lain dan debit airnya kecil, sehingga tidak efektif jika mengandalkan itu,"ungkapnya.