CARAPANDANG - Nepal diguncang gelombang protes besar-besaran yang dipimpin generasi muda, dikenal sebagai protes Gen Z. Aksi ini memuncak ketika ribuan demonstran menyerbu gedung parlemen, memaksa Perdana Menteri KP Sharma Oli mengundurkan diri, Selasa (9/9/2025).
Sehari sebelumnya, 19 pengunjuk rasa tewas dalam bentrokan dengan apparat. Jumlah korban jiwa kini meningkat menjadi 34 orang dengan lebih dari 1.300 orang terluka, dilansir dari CNA.
Amarah massa tidak hanya menyasar lembaga politik, tetapi juga simbol kemewahan kalangan elite. Gedung parlemen, kantor perdana menteri, dan Mahkamah Agung dibakar, sementara hotel-hotel mewah di Kathmandu ikut menjadi target.
Rumah-rumah politisi, termasuk kediaman mantan Perdana Menteri Oli, juga menjadi sasaran serangan. Meski demikian, para pemimpin protes Gen Z menegaskan bahwa mereka tidak terlibat dalam aksi pembakaran dan menuding adanya penyusup.
Analis menilai amarah masyarakat dipicu oleh kesenjangan ekonomi yang semakin tajam. Selain itu, praktik korupsi yang merajalela di kalangan elite politik Nepal juga memperburuk situasi.
Gerakan Gen Z sendiri berkembang melalui media sosial seperti TikTok dan Instagram. Unggahan yang memperlihatkan anak-anak politisi menikmati gaya hidup mewah, mengenakan pakaian desainer, dan berlibur ke luar negeri memicu kecemburuan sosial.
