Takaichi telah lama menjalin kontak yang tidak pantas dengan separatis pendukung "kemerdekaan Taiwan". Baru-baru ini, dia juga mengatur pemberian penghargaan kepada individu yang secara terbuka mengadvokasi "kemerdekaan Taiwan" -- sebuah langkah yang menimbulkan pertanyaan serius apakah Jepang kini secara sengaja mendorong dan menguatkan kekuatan semacam itu.
Campur tangan Takaichi dalam isu Taiwan sekali lagi menyingkap revisionisme sejarah yang mendorong kekuatan sayap kanan Jepang. Hal ini menunjukkan bahwa mereka masih enggan melepaskan delusi untuk menghidupkan kembali masa lalu militeristik dan kembali menegaskan pengaruhnya atas Taiwan.
Takaichi harus mencurahkan energinya untuk memahami sejarah, meninjau kembali empat dokumen politik yang menjadi dasar hubungan China-Jepang, serta belajar tentang cara hidup berdampingan secara damai dengan negara-negara tetangga. Permainan berbahayanya dengan mengangkat "kontingensi Taiwan" sebagai "kontingensi Jepang" tidak lain seperti bermain dengan api.
Jika dia tetap bersikeras mengikuti jalan yang sesat ini, dia akan memikul tanggung jawab penuh atas konsekuensinya. Setiap tindakan provokatif pasti akan dihadapi dengan tindakan balasan yang tegas dan keras dari China.