CARAPANDANG - Rupiah berisiko melanjutkan pelemahan karena dolar punya peluang untuk menguat hari ini. Pada Selasa kemarin, rupiah melemah tipis 0,01 persen sehingga posisi rupiah Rp15.526 per dolar AS.
Analis Pasar Uang, Ariston Tjendra mencermati sejumlah faktor yang menjadi pendorong penguatan dolar AS. Utamanya data-data terbaru perekonomian Amerika Serikat.
"Pelaku pasar sedang memainkan isu peluang resesi di AS. Data PMI manufaktur AS bulan Agustus yang dirilis semalam, juga masih terkontraksi dan di bawah perkiraan," kata Ariston, Rabu (4/9/2024).
Data PMI tersebut, menjadi bahan pendukung ekspektasi resesi di Negeri Paman Sam. Kondisi itu membuat pelaku pasar keluar dari aset berisiko seperti saham dan aset emerging markets.
"Mereka akan masuk ke aset aman. Yaitu aset dalam dolar AS sehingga dolar AS menguat," ucap Ariston.
Selain itu, pelaku pasar juga sedang menunggu data penting AS lainnya. Yakni, data tenaga kerja yang akan dirilis mulai Rabu malam ini hingga Jumat malam.
"Data ini akan meningkatkan volatilitas dan menentukan arah dolar AS selanjutnya. Pelaku pasar cukup berhati-hati menjelang rilis data ini, dan menjadi pendorong mereka keluar dari aset berisiko," ujar Ariston lagi
Di sisi lain isu resesi, tambah Ariston, juga memperbesar ekspektasi pasar untuk pemangkasan suku bunga acuan. Faktor inilah yang mungkin bisa membantu dolar tidak terlalu menguat, sehingga rupiah tidak melemah terlalu dalam.