Yang juga diburu waktu adalah para pemimpin yang terlibat dalam perang, khususnya Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, Presiden Rusia Vladimir Putin, dan Presiden Amerika Serikat Joe Biden. Bagi Biden, perang yang berlarut-larut akan membuat tekanan dari lawan politiknya di dalam negeri menjadi semakin kencang. Sejumlah kalangan menjadi tidak sabar, terutama karena menilai AS tak perlu mengalokasikan uang pajak rakyat yang begitu besar untuk membiayai perang di negara asing.
Pandangan ini terutama dianut sejumlah politisi Partai Republik yang terafiliasi dengan mantan presiden Donald Trump yang mencalonkan diri lagi pada Pemilu 2024. Sepekan lalu, 70 wakil rakyat dari Partai Republik mendukung proposal menghentikan bantuan kepada Ukraina. Sementara pada 20 Juli, 13 anggota Senat mengajukan usul memangkas bantuan untuk Ukraina, yang lalu mentah karena 71 anggota Senat lainnya menentang usul itu. Tidak ada jaminan kecenderungan seperti itu tak terjadi lagi, apalagi jika perang Ukraina kian menyita energi AS ketika pada saat bersamaan mereka harus menghadapi ekspansi ekonomi China.