Prigozhin menuding perang ini didasari oleh keserakahan dan korupsi oleh segelintir elite dan oligarki yang mengitari Putin. Di atas itu semua, peristiwa-peristiwa tersebut menunjukkan pihak-pihak yang saling berlawanan di Ukraina sudah tidak sabar lagi ingin segera menyaksikan kemenangan atas musuhnya. Biden tidak menginginkan perang ini terlalu lama karena bisa mengakhiri nasibnya dalam Pemilu 2024. Putin juga tak menginginkan perang yang berlarut-larut karena dapat mengekspos kerentanan kekuasaannya dan bisa mengungkapkan apa yang selama ini ditutupi dari realitas perang di Ukraina, termasuk jumlah tentara yang tewas dan skala kerugian akibat alat-alat perang yang rusak atau dikuasai musuh.
Putin mungkin tak gentar menghadapi Barat dan sanksi-sanksinya. Tetapi, dia mungkin lebih mengkhawatirkan keadaan di mana rakyat Rusia tak lagi mendukung dia. Jika itu terjadi, bukan saja rakyat menuntut pasukan Rusia ditarik dari Ukraina, tapi juga mereka bisa menggugat kompetensi Putin dalam memimpin Rusia. Perkembangan-perkembangan terakhir ini bisa membuat perang Ukraina-Rusia memasuki fase akhir, yang mungkin saja terjadi sebelum akhir 2024 ketika kekhawatiran-kekhawatiran politik di AS, Ukraina, dan Rusia semakin besar. Mungkin perang ini berakhir dengan kemenangan militer paripurna dari salah satu pihak, tetapi bisa jadi berakhir karena perjanjian damai yang dipaksa hadir karena jalan buntu akibat tidak ada lagi yang mencapai kemajuan di medan perang.