Seraya menekankan bahwa negosiasi dan solusi diplomatik harus didahulukan alih-alih penggunaan kekuatan brutal, Yang menegaskan Piagam PBB menginstruksikan agar negara-negara anggota menyelesaikan perselisihan mereka secara damai, sehingga tidak membahayakan perdamaian dan keamanan internasional.
Pada hari terakhir Debat Umum tersebut, banyak pembicara yang mengecam tindakan militer Israel di Gaza dan Lebanon, dan menyerukan penghentian permusuhan dengan segera.
Dalam pernyataannya, Menteri Luar Negeri (Menlu) Suriah Bassam Sabbagh mengutuk agresi Israel terhadap rakyat Palestina, dan menekankan "perlunya meminta pertanggungjawaban Israel atas kejahatan perang yang dilakukannya."
Sementara itu, Menlu Nikaragua Valdrack Ludwing Jaentschke Whitaker memperingatkan bahwa dunia saat ini tidak sedang menuju perdamaian. "Kami mengecam dan mengutuk genosida yang telah, sedang, dan akan terus dilakukan oleh pemerintah Israel dan para sekutunya dari negara-negara 'Dunia Pertama' terhadap rakyat Palestina dan Lebanon," ujar Valdrack.
Sebanyak 193 pemimpin menyampaikan pidato dalam Debat Umum yang dimulai pada 24 September tersebut. Di antara mereka termasuk 71 kepala negara, 42 kepala pemerintahan, enam wakil presiden dan putra mahkota, serta delapan wakil perdana menteri.