Beranda Kolom Surat dari Timur Tengah: Tersesat di Tengah Kekacauan, Mengais Asa dalam Bayang-Bayang Perang

Surat dari Timur Tengah: Tersesat di Tengah Kekacauan, Mengais Asa dalam Bayang-Bayang Perang

Warga Palestina yang terpaksa meninggalkan rumah mereka terlihat dalam sebuah operasi militer Israel di kamp Nur Shams, sebelah timur Kota Tulkarm, Tepi Barat bagian utara, pada 10 Februari 2025. (Xinhua/Nidal Eshtayeh)

0
Xinhua

Saya sangat memahami situasi yang dialami Eitan. Beberapa pekan sebelumnya, saya berkendara menuju sebuah lokasi penugasan di Israel utara. GPS saya berfungsi dengan baik selama sebagian besar perjalanan -- hingga saya berada sekitar 10 kilometer dari tujuan saya. Kemudian, tiba-tiba, peta di ponsel saya terus menerus menunjukkan bahwa saya sedang berada di suatu tempat di Yordania. Karena bingung dan tidak lagi memercayai perangkat itu, saya menepi untuk mengamati peta cetak, dan ternyata saya berada di zona militer terlarang. Sejumlah tentara memberhentikan saya sebelum saya terlibat dalam masalah yang lebih besar.

Bagi banyak warga Israel, gangguan sinyal bukanlah sekadar ketidaknyamanan. Gangguan itu merupakan ancaman bagi keselamatan mereka. Di Haifa, saya bertemu dengan Aaron (19). Aplikasi peringatan dini pada ponsel Aaron gagal memberikan peringatan saat roket menghantam lingkungan tempat tinggalnya.

Warga Palestina yang terpaksa meninggalkan rumah mereka terlihat dalam sebuah operasi militer Israel di kamp Nur Shams, sebelah timur Kota Tulkarm, Tepi Barat bagian utara, pada 11 Februari 2025. (Xinhua/Nidal Eshtayeh)

"Aplikasi itu menggunakan GPS untuk mengirimkan peringatan," urai Aaron. "Namun saat roket menghantam, ponsel saya mengira saya sedang berada di tengah-tengah Mediterania. Alih-alih melindungi saya, sinyal yang mengalami gangguan itu malah menempatkan saya dalam bahaya yang lebih besar."

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here