CARAPANDANG.COM -- Transfer pengetahuan antara China dan Indonesia dalam proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB), Whoosh, disebut telah berjalan lancar. Hal tersebut memungkinkan Indonesia tidak lama lagi akan mampu mengelola dan mengoperasikan kereta cepat pertama di Asia Tenggara itu secara mandiri.
Total terdapat 600 pegawai lokal kereta cepat yang sedang mengikuti proses transfer pengetahuan di sejumlah bidang, seperti masinis, perawatan sarana, perawatan prasarana, pengoperasian kereta, dan lainnya.
Sebanyak 39 dari 72 masinis lokal sudah memasuki pelatihan kerja tahap kedua, naik setingkat dari yang sebelumnya hanya melakukan observasi, kini sudah mulai mengoperasikan Whoosh dalam kondisi tanpa penumpang dan didampingi pengajar. Mereka mengemudikan Whoosh pada saat langsir di Depo Tegalluar, yakni menggunakan kereta yang beroperasi sebelum jam perjalanan pertama dan kereta inspeksi dengan kecepatan 350 km per jam.
Sejumlah penumpang mengamati model rangkaian kereta electric multiple unit (EMU) Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) di ruang tunggu Stasiun Halim, di Jakarta, pada 17 Juni 2024. (Xinhua/Xu Qin)
General Manager Corporate Secretary PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) Eva Chairunisa menyebut bahwa pencapaian ini menandai kesiapan Indonesia dalam mengelola dan mengoperasikan teknologi kereta cepat secara mandiri.