Menurut Audy, Sumatera Barat telah berkembang menjadi Provinsi yang peduli lingkungan. Pengembangan ekosistem kendaraan listrik, ke depan dapat membantu menurunkan biaya transportasi, mengurangi polusi dan menjaga lingkungan di Sumbar.
Kepala Dinas Perhubungan Sumbar, Dedi Diantolani mengatakan, peralihan menuju green energy saat ini telah menjadi isu nasional. Sehingga transisi bus-bus publik dari bahan bakar fossil pada kendaraan listrik, maupun penyediaan kendaraan alternatif yang ramah lingkungan sudah perlu dipersiapkan.
Berkaitan dengan itu, GM Goverment Relation MAB, Puryanto yang hadir pada pertemuan tersebut menjelaskan, pihaknya telah mengembangkan bus listrik dengan komponen lokal, berikut ekosistem nya sejak 2016 lalu. Saat ini, bus produksi MAB telah mengandung TKDN sebesar 35 persen dan mulai digunakan sebagai moda transportasi umum di beberapa provinsi, maupun sebagai kendaraan operasional pabrik-pabrik dan perusahaan asing yang beroperasi di Indonesia.
"Merk MAB telah resmi terdaftar dan berhak memberi Vehicle Identification Number bagi bus-bus produksi nya. Bus MAB juga telah mendapat sertifikat lulus uji tipe bus 12 meter dan 8 meter," terangnya.