Sejumlah analis regional mengatakan bahwa pengabaian pemerintah AS terhadap kedaulatan dan hak asasi manusia di Timur Tengah tidak hanya membahayakan kehidupan penduduk setempat tetapi juga melemahkan norma-norma internasional, menjadikannya "bagian dari masalah, bukan bagian dari solusi."
CARAPANDANG.COM, KAIRO -- Sejak Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menjabat pada Januari lalu, Timur Tengah menyaksikan banyak konflik yang semakin intens dan penderitaan sipil yang meningkat akibat keterlibatan AS.
Sejumlah analis regional mengatakan bahwa pengabaian pemerintah AS terhadap kedaulatan dan hak asasi manusia di Timur Tengah tidak hanya membahayakan kehidupan penduduk setempat tetapi juga melemahkan norma-norma internasional, menjadikannya "bagian dari masalah, bukan bagian dari solusi."
"KEHILANGAN SELURUH KREDIBILITAS"
Masalah Palestina selalu menjadi inti dari isu Timur Tengah. Setelah menjabat, Trump mengemukakan gagasan untuk memindahkan seluruh populasi sipil Gaza dan mengambil alih wilayah tersebut.
"Pernyataan Trump benar-benar salah karena kami tidak ingin dipindahkan dari rumah dan tanah kami," kata Amna Anan, seorang perempuan muda Palestina dari Gaza City.
"Kami menentang kebijakan seperti itu. Satu-satunya hal yang kami butuhkan adalah hidup di tanah kami dengan stabil dan mendapatkan hak kami seperti halnya semua orang di dunia," kata Anan kepada Xinhua.