Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa pagi bergerak menguat di tengah sikap 'wait and see' pelaku pasar terhadap kebijakan Bank Indonesia (BI) dan The Federal Reserve (The Fed).
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang melanjutkan penguatannya akhir pekan ini. Pergerakan IHSG masih didominasi imbas sentimen pasar, jelang pemangkasan suku bunga The Fed, pekan depan.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore ditutup menguat seiring dengan optimisme pelaku pasar terhadap pemangkasan suku bunga acuan The Federal Reserve (The Fed).
Pasar masih menunggu data lanjutan tenaga kerja di Amerika Serikat, sehingga IHSG diperkirakan stagnan hari ini. Pada Kamis kemarin, IHSG naik 0,11 persen atau 8 poin ke level 7.681.
Kenaikan IHSG kemarin disertai dengan net buy (beli bersih) saham oleh investor asing sebesar Rp421 miliar. Saham yang paling banyak dibeli asing adalah BMRI, BBCA, TPIA, ASII, dan INKP.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu diperkirakan bergerak mendatar seiring pelaku pasar bersikap 'wait and see' terhadap kebijakan suku bunga The Fed.
IHSG dibuka melemah 6,33 poin atau 0,09 persen ke posisi 6.825,22. Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 turun 0,11 poin atau 0,01 persen ke posisi 858,51.
Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi menguat 97 poin atau 0,61 persen menjadi Rp15.931 per dolar AS dari penutupan perdagangan sebelumnya sebesar Rp16.028 per dolar AS.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin sore ditutup melemah di tengah surplus neraca perdagangan Indonesia periode Desember 2023.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat berpotensi bergerak menguat terbatas seiring pelaku pasar menantikan siklus pelonggaran kebijakan moneter oleh bank-bank sentral di tingkat global.