Tak hanya itu, permasalahan ini juga bisa dilihat dari sisi psikologi sebagaimana dipaparkan Morgan Housel dalam The Psychology of Money (2020).
Housel mengambil contoh kasus pembelian lotere oleh masyarakat miskin atau berpenghasilan rendah. Dalam temuan Housel diketahui mereka ternyata mengalokasikan khusus pengeluaran untuk membeli lotere sebanyak 4 kali lipat daripada masyarakat berpenghasilan tinggi.
Hal ini bisa terjadi, menurut Housel, karena mereka tak mampu membeli hal-hal yang dimiliki orang kaya. Mereka tak bisa mengakses rumah mewah, mobil bagus, liburan ke pantai, atau sekedar berkunjung ke pusat perbelanjaan. Alhasil, satu-satunya cara mendapat kemewahan yang bisa dilakukan adalah membeli lotere.
Kasus lotere ini bisa disamakan dengan kasus pembelian rokok. Jika mengacu pada kasus serupa, maka alasan orang miskin membeli rokok dari sisi psikologi karena itulah satu-satunya cara mendapat kemewahan.