Keputusan Hamas untuk menunda pembebasan sandera yang sedianya dijadwalkan pada akhir pekan ini memicu Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengusulkan agar Israel membatalkan seluruh perjanjian tersebut dan "membiarkan segala kekacauan terjadi" kecuali "semua sandera" dipulangkan hingga Sabtu.
Seluruh anggota kabinet Israel "menyambut baik tuntutan Presiden Trump," ujar Netanyahu.
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres pada Selasa pagi menyerukan untuk "menghindari dimulainya kembali permusuhan di Gaza, yang akan menyebabkan tragedi besar, dengan cara apa pun."
"Kedua pihak harus sepenuhnya mematuhi komitmen mereka dalam kesepakatan gencatan senjata dan melanjutkan negosiasi serius tahap kedua di Doha," ujar Guterres dalam platform media sosial X.
Kerabat dari sandera yang dibebaskan saling berpelukan saat helikopter yang membawa sandera tiba di sebuah pusat kesehatan di Ramat Gan, Israel, pada 8 Februari 2025. (Xinhua/Gil Cohen Magen)
MENINGKATNYA KETEGANGAN
Pada Senin (10/2), Hamas menuding Israel melakukan pelanggaran atas kesepakatan gencatan senjata yang telah berlangsung selama tiga pekan, termasuk memblokir bantuan kemanusiaan yang vital.
Penyerahan sandera akan ditunda hingga Israel mematuhi kesepakatan itu dan memberikan kompensasi secara retroaktif atas berbagai pelanggaran di masa lalu, tutur Abu Obeida, juru bicara sayap bersenjata Hamas Brigade Al-Qassam.