Hal tersebut dijelaskan dalam Paparan Kurikulum Merdeka bahwa terjadi peningkatan dalam skor literasi SD/MI/ sederajat di daerah tertinggal dari skor 3.94 menjadi 11.03. Sedangkan di daerah non-tertinggal dari skor 7.49 menjadi 11.21. Peningkatan skor numerasi SD/MI/ sederajat juga terjadi di deerah tertinggal dari skor 6.59 menjadi 12.49. Dan untuk di daerah non-tertinggal dari 8.99 menjadi 13.14. (Lihat: https://kurikulum.kemdikbud.go.id/#mp-preview-t).
Tidak hanya meningkatkan skor literasi dan numerasi, Kurikulum Merdeka ini juga dirasakan manfaatnya oleh sebagian besar guru. Berdasarkan hasil survey pada 164 ribu sekolah menunjukkan sebagian besar guru merasakan manfaat dari Kurikulum Merdeka. Observasi lapangan menunjukan bahwa pembelajaran terdiferensi dan P5 bisa diterapkan, termasuk di sekolah dengan fasilitas terbatas.
Hadirnya Kurikulum Merdeka ini dirasakan benar oleh guru-guru di Indonesia. Seperti diungkapkan oleh Guru Kelas X SMK Yos Sudarso, Kab. Ende, NTT bahwa dengan Kurikulum Merdeka guru lebih leluasa dan memiliki banyak kesempatan untuk menyesuaikan cara mengajar dengan kemampuan siswa. Sehingga siswa lebih aktif karena proses pembelajaran berjalan lebih menarik.