Beranda Kolom Mengupas Mengapa "Pemerasan Tarif" AS terhadap China Sia-Sia Belaka

Mengupas Mengapa "Pemerasan Tarif" AS terhadap China Sia-Sia Belaka

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menunjukkan sebuah perintah eksekutif tentang "tarif resiprokal" di Rose Garden, Gedung Putih, Washington DC, AS, pada 2 April 2025. (Xinhua/Hu Yousong)

0
carapandang.com

   Dengan melakukan diskriminasi di antara mitra dagang dan secara sepihak menaikkan bea masuk melebihi batas yang sudah disepakati, AS telah melanggar peraturan WTO, ujar Chad Bown, seorang senior fellow di organisasi riset Peterson Institute for International Economics.

   China telah menyatakan posisinya dengan tegas, mengatakan "Kami tidak memicu masalah, dan kami juga tidak terintimidasi olehnya. Memberi tekanan dan ancaman bukanlah cara yang tepat untuk menghadapi China."

   China sepenuhnya percaya diri, mampu, dan tangguh dalam menghadapi perang tarif ini.

Sebuah upacara digelar di Bursa Efek London (London Stock Exchange) untuk menandai penerbitan obligasi hijau negara berdenominasi RMB pertama di luar negeri di London, Inggris, pada 3 April 2025. (Xinhua/Li Ying)

   Selama beberapa tahun terakhir, China telah mengurangi ketergantungannya terhadap ekspor ke AS, mendiversifikasi hubungan perdagangan dengan perekonomian-perekonomian berkembang, dan mengimplementasikan kebijakan yang lebih fleksibel untuk memperkuat kemampuannya dalam menghadapi gangguan-gangguan eksternal.

   Fondasi ekonomi China tetap kuat. Pada 2024, Produk Domestik Bruto (PDB) China mencapai 134,9 triliun yuan (1 yuan = Rp2.284) atau setara 18,9 triliun dolar AS (1 dolar AS = Rp16.779), dengan tingkat pertumbuhan 5 persen, performa yang menonjol di antara perekonomian-perekonomian utama dunia.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here