Tantangan sosial, politik, dan ekonomi kedepan, kepada siapapun tanpa terkecuali, termasuk apapun warna partainya semuanya bertanggung jawab. Sama halnya menganggap saat berlaga dengan tim lawan, menang sebagai taruhannya. Geliat nasionalisme harus dipelihara agar semakin subur berkecambah kewajaran dalam setiap kehidupan berbangsa. Jika tidak, kita akan terus berkecamuk dalam kemelut artifisial dan terjebak pada hal kecil yang tak berkesudahan.
Peluang hanya ada dalam rentan 13 tahun kedepan, seperti disebutkan secara terang oleh presiden Jokowi pada pidatonya yang melengking dalam puncak acara ‘musyawarah rakyat’ lalu. Disebutkan kita harus mampu menggunakan kesempatan yang hanya sekali dalam sejarah bangsa tersebut. Menimbun banyak prestasi nasional, termasuk kuat, tabah untuk menjaga harkat dan martabatnya.
Menjauhi terlampau asyik bergelut politik kebisingan. Yang membuat pasif fungsi sosial-kemasyarakatan, dan demoralisasinya nasionalisme. Kita setuju modal bonus demografi Indonesia yang mencapai puncaknya pada tahun 2035, membuktikan betapa Indonesia bangsa besar. Pada saat itu kita ingin mengejar kesempatan emas menjadi negara maju, target kemenangan harus jauh lebih tinggi.