CARAPANDANG.COM - Layanan dari maskapai penerbangan hingga perbankan kembali pulih pada hari Jumat setelah Microsoft Windows down berjamaah dan mengacaukan sistem komputer selama beberapa jam. Insiden ini menunjukkan kerentanan teknologi dunia yang saling terhubung.
Setelah gangguan tersebut teratasi, perusahaan harus menghadapi penumpukan penundaan dan pembatalan penerbangan, janji medis yang terlewat, pesanan yang tertunda, dan masalah lain yang mungkin memerlukan waktu berhari-hari untuk diselesaikan.
Bisnis juga menghadapi pertanyaan tentang bagaimana menghindari pemadaman di masa depan yang dipicu oleh teknologi yang seharusnya melindungi sistem mereka.
Pembaruan perangkat lunak dari perusahaan keamanan siber global CrowdStrike memicu masalah sistem yang menghentikan penerbangan, memaksa penyiar keluar dari udara, dan membuat pelanggan tidak dapat mengakses layanan seperti kesehatan atau perbankan.
Ketergantungan yang meningkat pada sejumlah perusahaan teknologi terhubung selama dua dekade terakhir, yang diperparah oleh pandemi Covid-19, menjelaskan mengapa satu masalah perangkat lunak dapat merambat secara luas. Gangguan ini menyoroti CrowdStrike, perusahaan senilai US$83 miliar yang memiliki lebih dari 20.000 pelanggan di seluruh dunia termasuk Amazon dan Microsoft.
CEO CrowdStrike George Kurtz mengatakan di platform media sosial X bahwa ditemukan cacat "dalam pembaruan konten tunggal untuk host Windows" yang memengaruhi pelanggan Microsoft.