CARAPANDANG - Sanae Takaichi mencetak sejarah sebagai perdana menteri wanita pertama Jepang. Ia terpilih setelah memenangkan pemungutan suara parlemen dengan 237 suara pada putaran pertama, dilansir dari CNBC.

Jumlah tersebut cukup untuk menghindari pemungutan suara putaran kedua di majelis rendah, sebagaimana dilaporkan oleh NHK, Selasa (21/10/2025). Kemenangan Takaichi terjadi setelah Partai Liberal Demokratik (LDP) membentuk aliansi baru dengan Partai Inovasi Jepang (JIP).

Kedua partai tersebut dikabarkan telah menandatangani kesepakatan untuk membentuk pemerintahan koalisi. Dalam kesepakatan tersebut, Takaichi setuju mendukung sejumlah kebijakan JIP.

Kebijakan tersebut termasuk pengurangan kursi parlemen, pendidikan menengah gratis, serta penangguhan pajak konsumsi makanan selama dua tahun. Analis politik Tobias Harris menilai, JIP kemungkinan tidak akan mengambil posisi kabinet karena risiko rendahnya tingkat kepercayaan publik terhadap LDP.

Media domestik Jepang juga melaporkan bahwa JIP lebih memilih mendukung pemerintahan dari luar kabinet. Dengan cara ini, mereka dapat dengan mudah keluar dari koalisi jika tidak sepakat dengan kebijakan LDP.

Perjalanan Takaichi menuju jabatan tertinggi negara ini tidaklah mudah. Ia sebelumnya kalah dari Shigeru Ishiba dalam pemilihan presiden LDP tahun 2024.