Berdasarkan apa yang disebut sebagai "Rencana yang Adil dan Resiprokal," pemerintah akan bekerja "keras" menentang pengaturan perdagangan non-resiprokal dengan mitra-mitra dagang dengan cara menentukan tarif resiprokal yang setara untuk masing-masing mitra dagang asing. "Pendekatan ini akan memiliki cakupan yang komprehensif, mengkaji hubungan perdagangan non-resiprokal dengan semua mitra dagang AS," ungkap rencana tersebut.
Menurut negosiasi Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO), "resiprositas" berarti keseimbangan yang menyeluruh, dalam hal konsesi yang diberikan dan konsesi yang diterima, antara masing-masing negara di satu sisi dan semua mitra dagangnya di sisi lain. Akan tetapi, Trump mendefinisikan ulang makna "resiprositas" untuk diterapkan secara linear, negara per negara, alih-alih keseimbangan yang menyeluruh, ungkap Gary Clyde Hufbauer, seorang senior fellow nonresiden di Peterson Institute for International Economics, kepada Xinhua.
"Dengan resiprositas, sebagaimana didefinisikan oleh Trump, tarif AS mungkin rata-rata akan naik 10 hingga 15 poin persentase. Menurut pendapat saya, tarif justru merugikan ekonomi AS. Jadi, meski tarif akan meningkatkan pendapatan ... tarif akan mengurangi pertumbuhan PDB," kata Hufbauer.