CARAPANDANG - Pemimpin Tertinggi Gereja Katolik Sedunia, Paus Fransiskus mengalami dua episode gagal napas akut pada Senin (3/3/2025), sebagaimana pernyataan Vatikan. Kondisi ini disebabkan oleh penumpukan lendir di saluran napas, yang mengakibatkan penyempitan jalan napas.
Paus menjalani dua prosedur bronkoskopi, guna mengangkat sekresi (lendir) yang menumpuk. Selain itu, ia juga diberikan oksigen melalui masker untuk membantunya bernapas, dikutip dari CNN.
Meskipun mengalami kesulitan bernapas, Paus tetap sadar dan kooperatif sepanjang prosedur. Vatikan menyatakan, krisis pernapasan akut yang dialaminya telah berlalu, tetapi kondisinya masih dalam pemantauan.
Penumpukan lendir ini merupakan akibat dari pneumonia yang dideritanya, yang menyebabkan batuk, serta kejang pada saluran napas. Dr Theodore Iwashyna dari Universitas Johns Hopkins menjelaskan, dua prosedur bronkoskopi dalam waktu singkat menandakan kondisi yang cukup serius.
Dokter mengatakan, biasanya, seiring membaiknya pneumonia, produksi lendir akan berkurang secara alami. Hasil tes darah Paus tetap stabil, namun prognosisnya masih dipantau secara ketat.
Dr Jeremy Faust, dokter darurat di Boston, mengatakan, ventilasi noninvasif yang digunakan paus merupakan langkah sebelum kemungkinan intubasi. Perawatan ini dapat digunakan jika pasien belum membutuhkan intubasi, atau jika mereka memilih untuk tidak menjalani prosedur tersebut.
