CARAPANDANG.COM, DAMASKUS, 22 September (Xinhua) -- Ledakan alat komunikasi baru-baru ini di Lebanon yang menargetkan Hizbullah, bersamaan dengan pembunuhan para komandan tinggi Hizbullah, telah meningkatkan kewaspadaan di seluruh Timur Tengah. Banyak pakar memperingatkan bahwa konfrontasi antara Israel dan Hizbullah akan bereskalasi ke tingkat baru yang lebih berbahaya.
Ketegangan di sepanjang perbatasan Israel-Lebanon meningkat tajam menyusul ledkan 37 orang dan melukai 2.931 lainnya. Israel belum menyatakan bertanggung jawab, sementara Hizbullah menuding Israel sebagai dalang di balik ledakan tersebut.
Pada Jumat (20/9) sore, sedikitnya 37 orang, termasuk Ibrahim Akil, komandan seakan pager dan walkie-talkie di Lebanon pada awal pekan ini yang menewasmentara Pasukan Elit Radwan Hizbullah, tewas dalam sebuah serangan udara Israel di Beirut selatan. Serangan ini terjadi setelah Hizbullah meluncurkan lebih dari 100 roket ke Israel sebelumnya pada hari itu.
Para pakar politik di Suriah meyakini serangan-serangan tersebut menandakan adanya pergeseran dalam taktik Israel, yang mengisyaratkan kawasan itu kemungkinan akan menghadapi konflik yang lebih luas dan tidak dapat diprediksi.
Sebuah editorial di surat kabar Tishreen yang dikelola pemerintah Suriah menyatakan Israel berusaha melakukan perang nonkonvensional, termasuk menggunakan serangan siber dan operasi rahasia.