Pezeshkian lebih lanjut memperingatkan tentang retorika dan tindakan komandan militer senior yang dapat menyeret negara itu ke dalam perang. Ia juga mencatat bahwa dirinya menghadapi tekanan tanpa henti dari faksi-faksi dalam Korps Garda Revolusi Islam (IRGC).
7. Israel Beri 'Janji' Ini ke Pimpinan Baru Hamas
Israel telah berjanji untuk menyingkirkan kepala kelompok Hamas yang baru, Yahya Sinwar. Tel Aviv mengklaim, ia adalah dalang serangan 7 Oktober, yang menjadi alasan mendeklarasikan perang di jalur Gaza, Palestina.
Kepala Angkatan Darat Letnan Jenderal Herzi Halevi bahkan bersumpah untuk menghabisinya. "Temukan dia dan serang dia," katanya dikutip dari AFP, Kamis (8/8/2024).
Ia juga berjanji membuat Hamas kembali memilih orang baru untuk memimpin. "Memaksa Hamas untuk menemukan seseorang untuk menggantikannya," tambahnya.
Hal sama juga ditegaskan PM Israel Netanyahu. Ia mengatakan Israel "bertekad" untuk mempertahankan diri.
"Kami siap secara defensif dan ofensif," ujarnya.
Perlu diketahui Sinwar adalah pemimpin Hamas di Gaza sejak 2017. Namun memang, sejak serangan 7 Oktober, ia tak terlihat.
Seorang pejabat senior Hamas mengatakan bahwa pemilihan Sinwar mengirimkan pesan bahwa organisasi tersebut "melanjutkan jalur perlawanannya". Para analis percaya bahwa Sinwar lebih enggan menyetujui gencatan senjata Gaza dan lebih dekat dengan Iran daripada mendiang Haniyeh, yang tinggal di Qatar.