Di Gaza, lebih dari 41.000 orang telah tewas, mayoritas di antaranya adalah perempuan dan anak-anak, menurut otoritas Palestina. Israel mengeklaim bahwa mereka menargetkan "sasaran dan infrastruktur" milik Hamas dalam kampanye militernya.
Namun, serangan Israel juga semakin memperburuk krisis kemanusiaan di Gaza dengan menghalangi pasokan bantuan penting ke wilayah tersebut.
Seorang pejabat Iran mengatakan bahwa Israel harus "diadang secara praktis" untuk menghentikan apa yang disebut sebagai "kegilaan tanpa kendali" di wilayah tersebut.
Iran Siap Hadapi Konsekuensi
Tohid Asadi, seorang penulis dan spesialis urusan Iran, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa meskipun Iran tidak ingin menyeret seluruh wilayah Asia Barat ke dalam perang besar-besaran, Israel terus menguji kesabaran Iran selama beberapa bulan terakhir.
Asadi juga menekankan bahwa Iran mengirimkan pesan ganda: di satu sisi Iran tidak ingin perang, namun di sisi lain mereka tidak takut untuk berperang jika diperlukan.
Pengamat militer, Elijah Magnier, setuju dengan pandangan tersebut. Menurutnya, Iran memiliki dua pilihan: menunggu hingga semua sekutunya dikalahkan sebelum akhirnya diserang oleh Israel, atau bergabung dalam pertempuran saat ini.
"Iran tidak akan mentolerir serangan Israel, bahkan jika sasarannya adalah fasilitas militer atau keamanan," kata Magnier, menekankan bahwa Iran siap membalas dengan keras setiap serangan lebih lanjut dari Israel.