Beranda Perspektif Konflik Berkepanjangan di Gaza Ungkap Sikap "Bermuka Dua" Washington di Timur Tengah

Konflik Berkepanjangan di Gaza Ungkap Sikap "Bermuka Dua" Washington di Timur Tengah

Para pengunjuk rasa berpartisipasi dalam sebuah demonstrasi untuk menyatakan dukungan terhadap Palestina dan Lebanon di Sydney, Australia, pada 6 Oktober 2024. (Xinhua/Liang Youchang)

0
393
Xinhua

Sejak pecahnya konflik Gaza, Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Antony Blinken telah melakukan kunjungan sebanyak 10 kali ke Timur Tengah. Kunjungan terbarunya berlangsung pada September lalu. Washington menyatakan bahwa mereka ingin memediasi sebuah kesepakatan antara Israel dan Hamas untuk mengakhiri perang serta melakukan pertukaran tahanan.

   

Namun, di mata Barakat Al-Farra, mantan duta besar Palestina untuk Mesir, "Blinken telah mendukung Israel sejak hari pertama perang."

   

"Dia bahkan menghadiri pertemuan kabinet perang Israel," kata Al-Farra kepada Xinhua.

   

"Kunjungannya untuk mengakhiri perang ini gagal karena AS percaya bahwa Israel sedang mempertahankan diri, dan semua yang dilakukan Israel mendapat persetujuan AS," ujar Al-Farra.

   

Selama setahun terakhir, pihak yang mengeklaim dirinya sebagai "mediator Timur Tengah" ini hanya berhasil mencapai gencatan senjata kemanusiaan sementara selama sepekan yang berakhir pada November tahun lalu. Setelah itu, Israel segera melanjutkan pengeboman di Gaza. Upaya-upaya mediasi selanjutnya tidak membuahkan hasil yang ideal.

   

Pada pertengahan Agustus lalu, AS, Mesir, dan Qatar mengakhiri diskusi selama dua hari di Doha, mengajukan sebuah proposal gencatan senjata baru untuk Gaza.

   

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here