Beranda Perspektif Konflik Berkepanjangan di Gaza Ungkap Sikap "Bermuka Dua" Washington di Timur Tengah

Konflik Berkepanjangan di Gaza Ungkap Sikap "Bermuka Dua" Washington di Timur Tengah

Para pengunjuk rasa berpartisipasi dalam sebuah demonstrasi untuk menyatakan dukungan terhadap Palestina dan Lebanon di Sydney, Australia, pada 6 Oktober 2024. (Xinhua/Liang Youchang)

0
Xinhua

Para mediator menjelaskan diskusi tersebut sebagai sesuatu yang konstruktif dan mengatakan bahwa itu dilakukan dalam lingkungan yang positif. Namun, Hamas, yang tidak berpartisipasi secara langsung dalam perundingan Doha, menuduh Israel menambahkan syarat-syarat baru pada proposal yang telah didukung sebelumnya dan menyatakan keraguannya akan hasil perundingan tersebut.

   

"Inisiatif itu gagal karena presiden AS tidak menekan Israel untuk mengimplementasikannya," sebut Al-Farra.

   

"Mediasi AS bersifat bias terhadap Israel, dan Washington bukanlah mediator yang jujur dan netral." katanya, seraya menambahkan bahwa tanpa dukungan AS, Israel tidak akan bertindak seperti yang mereka lakukan di Gaza dan sekarang di Lebanon.

   

Sebuah artikel yang dimuat baru-baru ini di situs berita daring The Times of Israel, yang mengutip laporan terbaru dari Brown University, menunjukkan bahwa bantuan militer AS kepada Israel sejak dimulainya perang Gaza telah mencapai setidaknya 17,9 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp15.658), jumlah terbesar dalam satu tahun.

   

Dukungan militer AS yang sangat besar terhadap Israel ini merupakan "bukti terbesar bahwa Washington tidak layak menjadi mediator untuk menghentikan perang ini," ungkap Al-Farra.

   

"Mediasi AS tidak tulus, terutama karena Washington mengadopsi sudut pandang Israel dan tidak memberi tekanan kepada Israel," ujar seorang analis politik Mesir Mokhtar Ghobashy kepada Xinhua.

   

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here