Beranda Feature Warga Gaza Dambakan Akhiri Penderitaan Mereka

Warga Gaza Dambakan Akhiri Penderitaan Mereka

Orang-orang berduka atas meninggalnya para korban akibat serangan udara Israel di wilayah Al-Daraj di Gaza City pada 10 Agustus 2024. (Xinhua/Mahmoud Zaki)

0
885
Xinhua

"Tempat-tempat di mana saya paling berisiko mengalami kematian sebenarnya adalah daerah-daerah yang diklaim tentara (Israel) sebagai tempat yang aman. Hanya keberuntungan yang mampu menyelamatkan saya dari kematian. Kini, saya tidak bisa berharap untuk hidup lebih lama," katanya.

   

"Tampaknya tentara (Israel) ingin membunuh kami semua tanpa terkecuali. Jika bukan karena aksi pengeboman, maka itu karena penindasan, kelelahan, dan pengungsian," imbuh pria tersebut.

   

Data statistik PBB menunjukkan bahwa sekitar sembilan dari sepuluh orang di Gaza kini diperkirakan menjadi pengungsi internal, dan banyak di antara mereka telah mengungsi beberapa kali. 

   

Orang-orang menghadapi kelangkaan kebutuhan dasar yang parah. Ahmed Arfan, seorang warga Palestina yang mengungsi dari Rafah, mendirikan sebuah tenda sementara di Khan Younis untuk keluarganya yang terdiri dari enam orang.

   

"Selama berhari-hari, saya terpaksa tidur di tempat terbuka. Saya harus menitipkan anak-anak dan istri saya ke tenda-tenda kerabat saya sampai akhirnya saya dapat mendirikan tenda kami sendiri," ungkap Arfan (39) kepada Xinhua.

   

Setelah melewati cobaan berat, Arfan menemukan sebuah area kecil di dekat tempat pembuangan sampah di wilayah Mawasi, Khan Younis, untuk mendirikan tendanya. "Sepanjang hari kami menderita karena bau busuk sampah. Nyamuk dan serangga mengganggu kami siang dan malam, tetapi saya tidak punya pilihan. Ada banyak pengungsi di sini dan tidak ada tempat lain bagi kami," ujarnya.

   

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here