Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) meminta kepada para orang tua untuk menjaga anak-anak di ruang digital. Pasalnya, ruang digital menjadi wadah ilmu pengetahuan dan bisa membahayakan anak-anak Indonesia.
Konferensi Pendidikan Digital Dunia 2025 dimulai pada Rabu (14/5) di Wuhan, Provinsi Hubei di China bagian tengah, yang dihadiri Wakil Perdana Menteri Ding Xuexiang.
Prof Muryanto Amin, menekankan kepada lulusan perguruan tinggi akan pentingnya adaptasi dan inovasi sebagai kunci sukses menghadapi tantangan di era digital
“Pengawasan yang ketat terhadap konten hiburan dan konten-konten digital, termasuk game online, harus semakin diperkuat. Pemerintah wajib memastikan ruang digital yang aman bagi anak dengan sejumlah pendekatan”.
Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat mengatakan bahwa laju pertumbuhan media digital perlu diimbangi dengan pembenahan dari sisi kebijakan, hukum, dan peningkatan kompetensi sumber daya manusia dalam mengupayakan keberlanjutan media penyiaran.
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti mengatakan kemajuan teknologi dan digitalisasi berperan dalam memperluas akses pendidikan bermutu.
Pemerintah tengah memfinalisasi Surat Keputusan Bersama (SKB) lintas kementerian terkait perlindungan anak di ruang digital, menyusul temuan bahwa hampir separuh pengguna internet Indonesia adalah anak-anak.
Presiden Prabowo mengatakan bahwa nantinya akan ada ratusan guru terbaik yang dikumpulkan dan ditempatkan di studio pusat untuk memberikan pengajaran secara virtual ke seluruh sekolah di Indonesia.
Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Nezar Patria menyampaikan bahwa pemerintah menjadikan regulasi Uni Eropa sebagai acuan dalam penyusunan tata kelola digital.
Seorang staf memperkenalkan perangkat lunak monitor yang diaplikasikan untuk produksi industri di sebuah perusahaan perangkat lunak di Tianjin, China utara, pada 18 April 2025. (Xinhua/Sun Fanyue)