Presiden AS Donald Trump mengaku belum menetapkan batas waktu bagi Hamas untuk melucuti senjata mereka berdasarkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza, tetapi memperingatkan kemungkinan intervensi jika kelompok perlawanan itu gagal memenuhinya.
Perundingan tidak langsung antara Hamas dan Israel, yang dimediasi oleh Mesir, Qatar, dan Turki, telah memasuki tahap akhir dan difokuskan pada daftar tahanan yang akan dibebaskan, menurut sejumlah sumber Palestina pada Minggu (12/10).
Pertukaran tahanan dengan Israel berdasarkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza kemungkinan mulai dilakukan pada Senin (13/10), kata Mousa Abou Marzouq, pejabat kelompok perlawanan Palestina, Hamas.
Indonesia menyambut tercapainya gencatan senjata antara Hamas dan Israel di Jalur Gaza dan menyatakan kesiapan untuk mendukung proses rekonstruksi di wilayah yang hancur lebur akibat agresi Zionis tersebut.
Para sandera yang ditahan oleh kelompok Palestina Hamas diperkirakan akan mulai dibebaskan pada Senin mendatang setelah Kabinet Israel menyetujui kesepakatan gencatan senjata Gaza yang diusulkan AS, kata seorang pejabat Gedung Putih.
Kelompok perjuangan Palestina Hamas mengonfirmasi bahwa pihaknya telah mencapai kesepakatan untuk mengakhiri perang di Jalur Gaza dan memastikan penarikan pasukan Israel dari wilayah kantong Palestina tersebut.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres menyambut baik pernyataan yang dikeluarkan oleh Hamas yang menyatakan kesiapannya untuk membebaskan sandera dan berpartisipasi berdasarkan usulan yang diajukan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Kepolisian Kerajaan Malaysia (PDRM) membantah klaim mantan analis keuangan teror di Departemen Keuangan Amerika Serikat (AS), Jonathan Schanzer, yang menyatakan Malaysia merupakan pusat operasi Hamas.
Hamas mengatakan kepala otoritas Israel sekaligus sosok penjahat perang, Benjamin Netanyahu, sedang berupaya mendorong perang dan menempatkan kawasan ke ambang kehancuran untuk menggambar ulang peta Timur Tengah demi mengejar fantasi mitos terkait “Israel Raya.”
Israel mengakui telah merencanakan dan melaksanakan operasi untuk menyingkirkan pimpinan kelompok perlawanan Palestina, Hamas, di Qatar, pada Selasa (9/9) dan menyatakan bertanggung jawab sepenuhnya atas aksi itu.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Marco Rubio menyatakan bahwa keputusan pihaknya menangguhkan pemberian visa kunjungan bagi warga Palestina di Gaza untuk berobat ke AS adalah dalam rangka evaluasi sistem secara keseluruhan.