Pengamat pasar uang yang juga Presiden Direktur PT Doo Financial Futures, Ariston Tjendra mengatakan nilai tukar (kurs) Rupiah berpotensi melemah karena kebijakan tarif Amerika Serikat (AS) yang akan diberlakukan mulai 2 April 2025.
Managing Director Commercial Real Estate and Shopping Center Studies (CRSC) Yongky Susilo menyoroti bahwa pertumbuhan penjualan di sektor ritel jadi melemah karena daya beli masyarakat yang menurun.
Pengamat pasar uang Ariston Tjendra menyatakan pelemahan nilai tukar (kurs) rupiah dipengaruhi kebijakan tarif Amerika Serikat (AS) terhadap Kanada dan Meksiko akan tetap berjalan sesuai rencana.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada akhir perdagangan Kamis melemah setelah rilis data inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Amerika Serikat (AS) Oktober 2024.
Rupiah berpotensi melemah terhadap dolar AS dalam perdagangan hari ini. Pada akhir pekan kemarin, rupiah turun 0,40 persen (62,50 poin) ke posisi Rp15.646 per dolar AS.