Foto: Kelompok milisi Hizbullah menembakkan ratusan roket ke Israel yang mengakibatkan kebakaran hutan di dataran tinggi Golan. Kamis (4/7/2024). (AP Photo/Leo Correa, File)
Eskalasi terus memuncak di Timur Tengah pasca perang Israel-Hamas di Gaza, Palestina. Sejumlah pihak menyebut konflik di wilayah ini kemungkinan besar akan meluas karena serbuan Tel Aviv ke beberapa pihak di Dunia Arab yang mendukung Hamas.
Pemerintah Amerika Serikat (AS) memberi pernyataan mengejutkan soal perang Arab. Dalam update terbaru di AlJazeera yang mengutip Axios, serangan habis-habisan akan dilakukan Hizbullah dan Iran ke Israel, Senin (5/8/2024) ini.
Dalam sebuah penerawangan yang dikutip Daily Star, Jumat (2/8/2024), pria yang dikenal sebagai Nostradamus India itu menyebutkan bahwa PD3 akan pecah pada tanggal 4 atau 5 Agustus 2024. Kumar menceritakan bagaimana ketegangan akan meningkat antara Israel-Hamas, dua Korea, China-Taiwan, serta Rusia-NATO.
Koloner Hizbullah, Fuad Shurk misalnya tewas dalam serangan udara Selasa di Beirut, Lebanon, sementara sosok paling terkenal di Hamas, kepala biro politik dan mantan Perdana Menteri Palestina Ismail Haniyeh, terbunuh dalam sebuah serangan "proyektil jarak jauh" Rabu, ketika berada di Teheran, Iran.
Tesla mengeluarkan pemberitahuan penarikan kembali 1,8 juta kendaraan di seluruh Amerika Serikat menurut laporan Reuters yang dikutip oleh Engadget pada Selasa (30/7).
Wakil Presiden AS, Kamala Harris mendesak Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu untuk mengakhiri perang di Palestina. Ia mengatakan bahwa kesepakatan gencatan senjata di Gaza akan mengurangi penderitaan warga sipil di Palestina.
Selain ke Tel Aviv, Houthi juga terus melancarkan serangan ke kapal-kapal milik Israel dan sekutunya yang berlayar di Laut Merah. Aksi ini juga membuat sejumlah pelabuhan di Israel bangkrut lantaran banyaknya kapal yang menghindar dari negara itu.
Microsoft memperkirakan sebanyak 8,5 juta perangkat atau di bawah 1 persen dari total perangkat Windows di seluruh dunia terdampak gangguan IT global yang baru-baru ini terjadi.
Melansir dari The Guardian, sebuah laporan terbaru mengungkapkan bahwa sekitar 174 sekolah dan kampus rusak hingga hancur sejak kudeta militer pada 2021 lalu.
Dalam forum itu, sejumlah anggota menyoroti ancaman dan 'tantangan sistemik' yang ditimbulkan oleh Rusia, China, Korea Utara, dan Iran. Para pakar geopolitik dan pertahanan mengatakan Barat kini harus mempersiapkan diri untuk menghadapi musuh-musuh tersebut.